CERMIN YANG DIBIAR RETAK

Setiap kali melihat si dia,
Aku terus memikirkan diriku.
Setiap tutur katanya,
Mengingati tutur bahasa ku dulu.
Setiap tingkah lakunya,
Mengimbas kembali akan laku ku.
Setiap cara kehidupannya,
Membuat tangisan ku mengalir tiada henti.

Siapakah si dia ?
Berterusan aku mempersoalkannya.
Mengapakah si dia ?
Lajutan soalan yg ku ucapkan.
Apakah si dia ?
Sering dan sering aku bertanya.

Sungguh... 
Ingin saja aku menasihatinya
Tetapi imbas hidupku dulu menghentikannya
Ingin saja aku menegurnya
Namun duka-duka yang ku alami menahannya
Ingin saja aku memeluknya
Akan siapa diriku(hatiku menegurku)

Malunya diri ini dianggap sebagai seorang sahabat kerana aku tak biasa menegurnya, tak bisa memeluknya, tak biasa menasihatinya dan tak bisa dan tak bisa..

P/s : maafkan diriku kerna membiarkan dirimu bergitu saja dan terus membutakan mata.. kenangku dalam doamu.

SAHABAT SAMPAI SYURGA



Comments

Popular Posts